Rabu, 27 Juli 2016

TENTANG KOPI LUWAK

Kopi Luwak

Luwak, atau lengkapnya musang luwak, senang sekali mencari buah-buahan yang cukup baik dan masak termasuk buah kopi sebagai makanannya. Dengan indera penciumannya yang peka, luwak akan memilih buah kopi yang betul-betul matang optimal sebagai makanannya, dan setelahnya, biji kopi yang masih dilindungi kulit keras dan tidak tercerna akan keluar bersama kotoran luwak. Hal ini terjadi karena luwak memiliki sistem pencernaan yang sederhana, sehingga makanan yang keras seperti biji kopi tidak tercerna.

Biji kopi luwak,berasal dari biji kopi terbaik yang telah dipilih oleh luwak dan difermentasikan secara alami di dalam sistem pencernaan luwak.

Kopi Luwak adalah seduhan kopi menggunakan biji kopi yang diambil dari sisa kotoran luwak/musang kelapa. Biji kopi ini diyakini memiliki rasa yang berbeda setelah dimakan dan melewati saluran pencernaan luwak. Kemasyhuran kopi ini di kawasan Asia Tenggara telah lama diketahui, namun baru menjadi terkenal luas di peminat kopi gourmet setelah publikasi pada tahun 1980-an. Biji kopi luwak adalah yang termahal di dunia.

Sejarah
Asal mula Kopi Luwak terkait erat dengan sejarah pembudidayaan tanaman kopi di Indonesia. Pada awal abad ke-18, Belanda membuka perkebunan tanaman komersial di koloninya di Hindia Belanda terutama di pulau Jawa dan Sumatera. Salah satunya adalah bibit kopi arabika yang didatangkan dari Yaman. Pada era "Tanam Paksa" atau Cultuurstelsel (1830—1870), Belanda melarang pekerja perkebunan pribumi memetik buah kopi untuk konsumsi pribadi, akan tetapi penduduk lokal ingin mencoba minuman kopi yang terkenal itu.

Kemudian pekerja perkebunan akhirnya menemukan bahwa ada sejenis musang yang gemar memakan buah kopi, tetapi hanya daging buahnya yang tercerna, kulit ari dan biji kopinya masih utuh dan tidak tercerna. Biji kopi dalam kotoran luwak ini kemudian dipunguti, dicuci, disangrai, ditumbuk, kemudian diseduh dengan air panas, maka terciptalah kopi luwak.Kabar mengenai kenikmatan kopi aromatik ini akhirnya tercium oleh warga Belanda pemilik perkebunan, maka kemudian kopi ini menjadi kegemaran orang kaya Belanda. Karena kelangkaannya serta proses pembuatannya yang tidak lazim, kopi luwak pun adalah kopi yang mahal sejak zaman kolonial.

Proses Pembuatan Kopi Luwak 
                                                                  
            1.Memetik buah kopi berkualitas yang telah matang khususnya yang berwarna merah dan benar-benar segar,kemudian buah kopi tersebut dicuci dan dibersihkan.

            2.Menyeleksi buah kopi yang berkualitas baik untuk diberikan kepada luwak dengan disortir.Untuk memisahkan buah kopi yang busuk dengan cara melakukan perendaman, biji kopi yang baik akan tenggelam di dalam air, sementara yang busuk akan mengapung.

3.Pemberian Pakan.
Buah kopi merah yang telah disortir dengan cara perendaman selanjutnya dibagikan kedalam wadah untuk diberikan kepada musang / Luwak.
Dalam Proses ini, musang / Luwak sangat berperan penting dimana indra penciuman akan digunakan dalam mensortir buah kopi dengan tingkat kematangan sempurna yang mana musang / luwak ini menyukai rasa manis dari buah kopi yang benar-benar matang.

4.Proses Fermentasi.
Buah kopi yang matang optimal dikonsumsi oleh Luwak. Dengan indera penciumannya yang tajam, hewan luwak akan memilih sendiri buah kopi terbaik dan layak dikonsumsi untuk kemudian biji kopi yang benar-benar tertelan selanjutnya mengalami proses fermentasi didalam lambung musang yang akan dikeluarkan kembali bersama dengan kotoran luwak.
Hewan luwak mengeluarkan berupa gumpalan biji kopi dalam keadaan utuh terlindungi kulit tanduk dan ari. Inilah yang disebut kopi luwak dalam wujud raw bean.

5. Pengeringan dan penjemuran.
Setelah proses fermentasi oleh luwak, terdapat dua pilihan dalam menghasilkan biji kopi kering yakni dengan menjemur langsung kotoran luwak (kopi luwak basah) tersebut langsung untuk menghasilkan kotoran kering kopi luwak (raw beans) atau dengan dilakukan pencucian terlebih dahulu untuk mensucikan kopi tersebut sesuai anjuran MUI untuk kemudian diijemur dan menghasilkan gabah kopi luwak.
Setelah proses pengeringan dan penjemuran,biji kopi luwak lalu dicuci memakai wadah khusus plus air yang mengalir.Proses pencucian ini dilakukan berkali-kali hingga benar-benar bersih.Dalam proses pencucian ini, kopi luwak yang jelek dan cacat seperti hitam dan yang mengambang di atas permukaan air lalu dibuang.
Setelah dicuci bersih, kopi luwak lalu dijemur hingga menjadi gabah yang masih dilengkapi kulit tanduk dan kulit ari.Kulit tanduk yang melindungi biji kopi dikupasi terlebih dahulu hingga menjadi green bean. Selanjutnya, green bean dikeringkan lagi. Kemudian, biji kopi luwak disortir lagi.

6.Proses menyangrai (Roasting).                                                                                          Setelah dikeringkan kopi luwak diroasting atau disangrai dengan menggunakan Coffee Roaster/disangrai dengan api.Sampai di sini,kopi luwak sudah dalam bentuk roasted bean.

7.Penggilingan (Grinding).                                                                                                     Setelah didiamkan beberapa waktu dalam toples kedap udara, kopi luwak dalam wujud roasted bean digiling menjadi bubuk memakai Coffe Grinder dengan grind size yang bisa diatur.Ukuran bubuk bisa halus, medium, dan bisa juga kasar sesuai keperluan.


8.Packing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar